20110918

VISI Utama Indonesia Green Loka (IGL)

Indonesia Green Loka  berhasrat menampilkan kembali KESUBURAN BUMI PERTIWI, demi menggapai Kemakmuran dan Kesejahteraan Bagi Segenap Penghuni Nusantara – Yang Dari Awalnya Terkenal Sebagai Negri  Gemah Ripah Loh Jinawi.
Sepenggal kalimat “Pasir Wukir Gemah Ripah Loh Jinawi” , yang kami adopsi dari ungkapan “Antawacana Pedalangan “ -Warisan BUDAYA Nusantara - yang seutuhnya berbunyi: Panjang punjung pasir wukir gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja , sesungguhnya untuk membulatkan tekat  awal kami - Team Indonesia Green Loka (IGL) dalam berupaya- ikut berperan- meraih Cita-cita Bangsa.
Pemahaman Singkat Visi IGL
Pasir
Dalam bahasa pedalangan pasir dimaknai samudra. Penciptaan kata pasir ini tentu berdasarkan realita bahwa Nusantara memiliki wilayah yang sebagian besar adalah samudra raya. Harus diakui bahwa samudra atau lautan merupakan sumber kekayaan alam yang berlimpah ruah. Di sana terdapat sumber daya laut yang sangat besar dan merupakan jalur perdagangan, pelayaran dan pelabuhan. Bahan tambang juga banyak terdapat di dalam laut. Produksi garam besar-besaran hanya bisa dilakukan di sekitar laut. Demikian pula keanekaragaman hayati, tumbuh-tumbuhan laut dan ikan-ikan tentu bisa mendatangkan kemakmuran. Oleh karena itu penting untuk masyarakat dan negara menguasai teknologi dan ilmu kelautan. Konsep pasir perlu mendapat pemaknaan lebih luas agar bisa mendatangkan keuntungan lebih banyak.
Wukir
Dalam pewayangan dikenal adanya dasa nama atau kumpulam istilah. Dasa nama dari wukir adalah gunung, arga, redi dan prawata. Adanya pegunungan menambah kesuburan tanah. Hutan belantaranya memuat kekayaan hewani dan nabati. Kayu-kayuan yang sangat mahal harganya terdapat di hutan. Sebagai contoh kayu Jati di Pegunungan Kendheng di Jawa dan rotan di hutan Kalimantan. Pengelolaan hutan yang terbuka, adil, dan teratur tentu membuka lebar-lebar kesempatan pemakmuran rakyat. Hanya saja yang perlu dihindari adalah monopoli pengelolaan hutan yang berbuntut kesenjangan dan persengketaan yang tidak menguntungkan. Wukir juga bermakna pegunungan yang indah. Negara atau wilayah yang memiliki deretan pegunungan tentu akan menyajikan penorama indah dan udara sejuk yang membuat betah dan nyaman orang tinggal di sana. Apalagi dalam jaman modern di mana pariwisata sangat digemari, maka tentu keindahan panorama pegunungan akan menambah devisa negara dan kemakmuran rakyat, sebagai contoh Pegunungan Bromo di Jawa Timur.

Gemah
Kata gemah dalam jagat pakeliran berkaitan dengan kesibukan orang berniaga. Perdagangan merupakan kegiatan perekonomian yang sangat penting. Suatu negara yang lancar dan aman proses perdagangannya, pertanda di situ ekonomi berjalan dengan baik dan dinamis. Pertukaran barang membuat kehidupan menjadi bergairah dan hal ini erat hubungannya dengan semangat kerja. Etos kerja dapat dirangsang dengan imbalan yang memadai. Dunia perdagangan yang gemah menjanjikan hal itu. Siang malam orang berjualan dan berniaga di pasar tidak lelah dan tidak mengantuk. Dalam benak mereka adalah penghasilan yang bisa menghidupi dan menyejahterakan sanak keluarga. Hujan panas tidak merongrong usahanya untuk maju dan berkembang. Oleh karena itu wilayah kewajiban negara yang sangat vital adalah mewujudkan keamanan perdagangan.

Ripah
Kata ripah diterangkan Ki Dalang dengan pengertian mengacu kepada keramaian suatu negara. Karena negara memiliki daya pikat, maka banyak orang manca berkunjung dan berbondong-bondong untuk mencari penghidupan atau sekedar berdarmawisata ke situ. Di mana saja yang banyak dituju orang biasanya di situ banyak rezeki. Hal ini sebagaimana pepatah: ada gula ada semut. Namun untuk mengelola gula diperlukan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kebijaksanaan yang memadai. Kesejahteraan merupakan hal yang membuat orang tergerak untuk meraihnya. Beruntunglah wilayah atau negara yang dapat mewujudkannya.

Loh
Kata loh berarti kesuburan. Tanah yang subur dan dapat menumbuhkan segala tanaman dengan baik disebut tanah yang loh. Di wilayah nusantara tanahnya sangat subur. Palawija, palagandul, pala kependem di mana-mana subur menghijau dan menentramkan mata memandang. Ketentraman ini berbuah kenyamanan untuk setiap orang tidak akan bersaing secara tidak sehat. Kekerasan dan kecemburuan dapat dihindari. Sebagai wilayah agraris, maka menjadikan wilayah Nusantara sebagai negara agraris maju, sejahtera dan disegani perlu diusahakan. Tanah tumpah darah yang sudah loh perlu manajemen oleh pemimpin negara secara profesional agar membuahkan kemakmuran yang sesungguhnya.

Jinawi
Kata jinawi dalam jagat pakeliran berarti apa yang dibeli harganya serba murah. Kebutuhan hidup sehari-hari dapat dijangkau oleh masyarakat secara mudah. Kesenjangan daya beli antara si punya dan si tidak punya tidak terlampau lebar. Kecemburuan sosial yang berkaitan dengan daya beli membuat orang yang merasa tidak mampu akan berbuat nekad agar dirinya dapat mengejar ketertinggalan. Orang mau menjambret, mencopet, maling, merampok dan merompak karena dengan jalan lumrah dirinya tidak bisa memperjuangkannya. Negara yang memperoleh predikat jinawi, rakyatnya akan ramah dan murah senyum. Tegur sapa sesama bukan barang mahal dan lebih penting lagi masyarakat akan mulai memikirkan cara memaknai hidup entah dengan berkesenian atau mengembangkan pemikiran ilmiah religius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar