20110930

Menyapa NURANI Menjemput Kesejahteraan

Jakarta, Indonesia Green Loka.
Sekumpulan Aktivis Muda berdialog di Auditorium Menpora Senayan  Jakarta,  Jumat 30 September 2011 yang lalu.  Ada Yeni dari Wahid Institut. Ada Ray Rangkuti, Yudi Crisnandi, Nova dari Gemura, Wawan dari Team Deradikalisasi, dan sejumlah Tokoh Muda yang mengusung Semangat KEMANDIRIAN Bangsa Menuju Kesejahteraan.



Karena acara itu digagas oleh Gerakan Muda Nurani Rakyat (GEMURA), tentu saja  Jendral Purnawirawan  Wiranto- Ketua Umum HANURA, yang membawahi GEMURA, juga hadir- didampingi Mantan Kapolri -Jend Pol. Purn. Chairudin Ismail.

Team PETANI Indonesia Green Loka - yang juga diundang dalam perhelatan Kaum Muda- yang rindu Kemandirian dan Kesejahteraan itu , hadir paling awal, untuk menghormati  Semangat para Aktivis. Bahkan di buku Tamu, Nama Dominick dan Kukuh dari Indonesia Green Loka , tercatat di Nomor satu dan nomor dua.
Acara yang diawali pemunculan para seniman  dengan membawakan tarian daerah Papua, dan diakhiri dengan Talk Show dari sekitar 7 Narasumber Lintas Partai dan Lintas Ilmu itu, berakhir sore menjelang senja. 

Namun sayang, tak ada sesi tanya jawab, sehingga banyak potensi yang hadir mengendap tak tersalurkan, dan gagal dimanfaatkan sebagai salah satu sumber Informasi Nurani Rakyat,  bagi penyelenggara,  yang  berencana  mengusung banyak bekal menuju Konggres-nya di Puncak  Bogor.


Ini memang bukan akhir Program para Aktivis Muda. Setidaknya, sejumlah Pengurus OKP berjanji untuk segera menjalin komunikasi dengan  berbagai fihak, setelah Konggres,  juga dengan para pelaku pemberdayaan masyarakat, untuk menghaasilkan karya yang  bisa  mempercepat terwujutnya Kesejahteraan Bersama.
(nks/dom3092011)

20110929

Seni Bermitra Tani di kaki Gunung Pangrango


Bogor , Indonesia Green Loka.
Hamparan perkebunan rakyat menghiasi kaki gunung pangrango, yg tidak terjangkau mata memandang,  selalu menimbulkan rasa penasaran,  untuk  melihat dibalik hijauan pohon dan tetumbuhan perkebunan- milik  para petani.
Hiburan alam ini membuat mata bening, dan telinga dingin, serta hati sejuk -  sambil mengucap syukur kepada Yang Maha Mempunyai Segala Ciptaan.

Petani mau menyajikan hasil turba (turun ke bawah), ke kebun milik para mitra, diantaranya kebun garapan milik Pa Inen,Mas Jumani , Ucok cs dan Mas Yamin bersama br Ambros,  tergabung dalam kelompok bertani sayuran organik, yang terbentuk sejak awal September 2011, namun secara de fakto sudah beraktifitas sejak awal tahun 2009.

Selain melakukan budidaya sayuran para mitra juga beternak 12 ekor sapi potong, 20 kambing dan 4 pasang kelinci,  sebagai celengan(tabungan petani),  juga sumber bahan kompos untuk kebun sayur mitra petani, yang saat ini semakin disadari - bahwa pupuk kompos  apabila diolah sesuai dengan proses yang benar,  dapat menghasilkan pertumbuhan sayuran yang subur dan sehat. 

Semakin disadari oleh petani, untuk bekerja secara berkelompok,   saat ini sudah terbentuk 20 orang,  rutin dikunjungi dan didampingi setiap 2 hari dalam seminggu, untuk secara bersama – sama ikut memikirkan dan melakukan diskusi serta praktek mengatasi keterbatasan pupuk, benih, bio pestisida, pemasaran juga permodalan. Setelah dalam kebersamaan tersebut, berbagai persoalan  semakin mendapat  solusi seperti: 

1.   Apabila mengatasi kelangkaan kompos, maka dibuat terlebih dahulu 1 unit tempat/rumah pengolahan kompos, yang sekarang sedang dikerjakan, dengan luas : panjang 20 m,lebar 5 m dan tinggi 2 m yang semuanya dikerjakan secara bersama-sama.

2.    Kesepakatan bersama secara inisiatip benih ditanggulangi oleh salah seorang anggota kelompok,  dan disepakati akan dibayar kembali oleh para anggota mitra secara bertahap.


3.      Permodalan bertani diinventarisir,  ada modal lahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pasar, uang , dan khusus uang makan- dipersiapkan untuk membentuk koperasi. Walaupun untuk hal ini kami terus berupaya namun modal kesadaran kami pandang  juga sebagai modal dasar.

4.     Pemasaran hasil produksi yang baik tentu memakai managemen yang modern, namun saat ini menjalin kemitraan pasar dengan para pembeli lokal, dan sebagian diambil para agen untuk dijual di toko pribadi maupun pasar retail lainya.
5.    Melakukan kunjungan bersama dan perbaikan bersama di lahan, dalam hal pengolahan tanah dan pembentukan petak/guludan (bedengan), memperhatikan kelestarian tanah dari bahaya erosi.

Nilai yang hendak ditampilkan adalah, membentuk kesadaran untuk bekerja secara berkelompok, bergotong royong, menjaga kelestarian alam, memakai managemen dan komunikasi pasar yang teratur , akan membawa kepada perubahan sikap ke arah yang semakin baik, kedepan untuk perbaikan/ perubahan ke arah semakin sejahtera.

20110918

VISI Utama Indonesia Green Loka (IGL)

Indonesia Green Loka  berhasrat menampilkan kembali KESUBURAN BUMI PERTIWI, demi menggapai Kemakmuran dan Kesejahteraan Bagi Segenap Penghuni Nusantara – Yang Dari Awalnya Terkenal Sebagai Negri  Gemah Ripah Loh Jinawi.
Sepenggal kalimat “Pasir Wukir Gemah Ripah Loh Jinawi” , yang kami adopsi dari ungkapan “Antawacana Pedalangan “ -Warisan BUDAYA Nusantara - yang seutuhnya berbunyi: Panjang punjung pasir wukir gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja , sesungguhnya untuk membulatkan tekat  awal kami - Team Indonesia Green Loka (IGL) dalam berupaya- ikut berperan- meraih Cita-cita Bangsa.
Pemahaman Singkat Visi IGL
Pasir
Dalam bahasa pedalangan pasir dimaknai samudra. Penciptaan kata pasir ini tentu berdasarkan realita bahwa Nusantara memiliki wilayah yang sebagian besar adalah samudra raya. Harus diakui bahwa samudra atau lautan merupakan sumber kekayaan alam yang berlimpah ruah. Di sana terdapat sumber daya laut yang sangat besar dan merupakan jalur perdagangan, pelayaran dan pelabuhan. Bahan tambang juga banyak terdapat di dalam laut. Produksi garam besar-besaran hanya bisa dilakukan di sekitar laut. Demikian pula keanekaragaman hayati, tumbuh-tumbuhan laut dan ikan-ikan tentu bisa mendatangkan kemakmuran. Oleh karena itu penting untuk masyarakat dan negara menguasai teknologi dan ilmu kelautan. Konsep pasir perlu mendapat pemaknaan lebih luas agar bisa mendatangkan keuntungan lebih banyak.
Wukir
Dalam pewayangan dikenal adanya dasa nama atau kumpulam istilah. Dasa nama dari wukir adalah gunung, arga, redi dan prawata. Adanya pegunungan menambah kesuburan tanah. Hutan belantaranya memuat kekayaan hewani dan nabati. Kayu-kayuan yang sangat mahal harganya terdapat di hutan. Sebagai contoh kayu Jati di Pegunungan Kendheng di Jawa dan rotan di hutan Kalimantan. Pengelolaan hutan yang terbuka, adil, dan teratur tentu membuka lebar-lebar kesempatan pemakmuran rakyat. Hanya saja yang perlu dihindari adalah monopoli pengelolaan hutan yang berbuntut kesenjangan dan persengketaan yang tidak menguntungkan. Wukir juga bermakna pegunungan yang indah. Negara atau wilayah yang memiliki deretan pegunungan tentu akan menyajikan penorama indah dan udara sejuk yang membuat betah dan nyaman orang tinggal di sana. Apalagi dalam jaman modern di mana pariwisata sangat digemari, maka tentu keindahan panorama pegunungan akan menambah devisa negara dan kemakmuran rakyat, sebagai contoh Pegunungan Bromo di Jawa Timur.

Gemah
Kata gemah dalam jagat pakeliran berkaitan dengan kesibukan orang berniaga. Perdagangan merupakan kegiatan perekonomian yang sangat penting. Suatu negara yang lancar dan aman proses perdagangannya, pertanda di situ ekonomi berjalan dengan baik dan dinamis. Pertukaran barang membuat kehidupan menjadi bergairah dan hal ini erat hubungannya dengan semangat kerja. Etos kerja dapat dirangsang dengan imbalan yang memadai. Dunia perdagangan yang gemah menjanjikan hal itu. Siang malam orang berjualan dan berniaga di pasar tidak lelah dan tidak mengantuk. Dalam benak mereka adalah penghasilan yang bisa menghidupi dan menyejahterakan sanak keluarga. Hujan panas tidak merongrong usahanya untuk maju dan berkembang. Oleh karena itu wilayah kewajiban negara yang sangat vital adalah mewujudkan keamanan perdagangan.

Ripah
Kata ripah diterangkan Ki Dalang dengan pengertian mengacu kepada keramaian suatu negara. Karena negara memiliki daya pikat, maka banyak orang manca berkunjung dan berbondong-bondong untuk mencari penghidupan atau sekedar berdarmawisata ke situ. Di mana saja yang banyak dituju orang biasanya di situ banyak rezeki. Hal ini sebagaimana pepatah: ada gula ada semut. Namun untuk mengelola gula diperlukan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kebijaksanaan yang memadai. Kesejahteraan merupakan hal yang membuat orang tergerak untuk meraihnya. Beruntunglah wilayah atau negara yang dapat mewujudkannya.

Loh
Kata loh berarti kesuburan. Tanah yang subur dan dapat menumbuhkan segala tanaman dengan baik disebut tanah yang loh. Di wilayah nusantara tanahnya sangat subur. Palawija, palagandul, pala kependem di mana-mana subur menghijau dan menentramkan mata memandang. Ketentraman ini berbuah kenyamanan untuk setiap orang tidak akan bersaing secara tidak sehat. Kekerasan dan kecemburuan dapat dihindari. Sebagai wilayah agraris, maka menjadikan wilayah Nusantara sebagai negara agraris maju, sejahtera dan disegani perlu diusahakan. Tanah tumpah darah yang sudah loh perlu manajemen oleh pemimpin negara secara profesional agar membuahkan kemakmuran yang sesungguhnya.

Jinawi
Kata jinawi dalam jagat pakeliran berarti apa yang dibeli harganya serba murah. Kebutuhan hidup sehari-hari dapat dijangkau oleh masyarakat secara mudah. Kesenjangan daya beli antara si punya dan si tidak punya tidak terlampau lebar. Kecemburuan sosial yang berkaitan dengan daya beli membuat orang yang merasa tidak mampu akan berbuat nekad agar dirinya dapat mengejar ketertinggalan. Orang mau menjambret, mencopet, maling, merampok dan merompak karena dengan jalan lumrah dirinya tidak bisa memperjuangkannya. Negara yang memperoleh predikat jinawi, rakyatnya akan ramah dan murah senyum. Tegur sapa sesama bukan barang mahal dan lebih penting lagi masyarakat akan mulai memikirkan cara memaknai hidup entah dengan berkesenian atau mengembangkan pemikiran ilmiah religius.

20110917

Mengapa Bertani dan Organik

Siapa yang mau bertani? karena bertani itu selalu dikatakan orang mandi peluh, bertelanjang kaki, pendapatan ndak pasti dan badan kotor ??! Kata mang Oni, seorang petani sayuran di kampung Gambung Pangkalan,Ciwidey- sambil menghisap rokok cerutu di mulutnya.
Gambaran ini tanda tanya awal bagi saya,dan apakah seperti itu kehidupan petani?
Padahal separuh dari penduduk bumi Pertiwi ini didominasi oleh yang namanya PETANI dan mengapa mereka tidak mendapatkan apa yang mereka impikan??

Tapi, Ada lagi cara bertani alami dan organik!!
Apakah dengan cara bertani seperti ini dapat menolong kehidupan mereka? dan apakah lebih sejahtera??

20110916

Awal Melangkah

Pada tanggal 2 Januari 2004 - Saya bekerja sebagai petani organik di kampung Gambung Pangkalan-Ciwidey di kaki gunung Tilu daerah Bandung selatan, yang terkenal dengan pemandangan  indah dan udara yang dingin.  

Nuansa Alam yang natural itu - membuat saya jatuh cinta dan tertarik untuk mendalami aktifitas yang namanya BERTANI SAYURAN ORGANIK milik  Dokter Mulyono - Praktisi Kesehatan yang juga Aktivis Lingkungan Hidup.

Saya berterimakasih kepada beliau, karena telah membawa pencerahan baru tentang cara bertani yang ramah lingkungan, sambil tetap menjaga harmoni alam. 

Misi Awal Indonesia Green Loka

Mission :
  1.   Pengembangan pengelolaan usaha di bidang pangan organik yang
  mencakup mulai dari daerah pergunungan, dataran rendah, daerah
  perkotaan (urban Farm) dan wilayah pesisir
 
  2.   Mengedukasi pelaku – pelaku usaha pertanian dan perkebunan   dalam hal budidaya dalam sektor pengolahan sampai dengan proses   pemasaran untuk menghadapi perekonomian global 
  
 3.   Membangkitkan dan mengembangkan potensi ekonomi lokal dalam
  wilayah kerja kami
 
  4.   Membangun karakter masyarakat mitra kerja dalam hal kelestarian
  lingkungan, kesetaraan sosial, prinsipprinsip kewirausahaan
  sesuai nilainilai kewiraswastaan yang baik