Sayuran Organik

FAKTA BARU PANGAN ORGANIK

Unggul Kandungan Mineral, Protein dan Bebas Karsinogen


Gaya hidup sehat dengan cara kembali ke alam sedang menjadi trend baru sebagian masyarakat kita. Kini bahan pangan organik mulai diminati banyak orang. Memang relatif lebih mahal, namun sebanding dengan manfaat yang didapat. Apalagi fakta penelitian terbaru menunjukan keunggulan nutrisi dari bahan pangan organik.

Saat ini kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat mulai meningkat. Pola makan tinggi lemak, tinggi kalori dan rendah serat mulai ditinggalkan. Supermarket yang menjual bahan pangan organik mulai laris diserbu pembeli. Gejala positif yang perlu digalakan lebih luas, karena hanya sebagian kecil saja masyarakat kita yang sadar akan pola makan sehat. Diperlukan pengetahuan dan kesadaran diri yang baik untuk merubah gaya hidup.

Sayuran Buruk Rupa
Kepada penulis, Prof.Dr.Ir.Ali Khomsan,MS, ahli gizi IPB, mendefinisikan bahan pangan organik adalah semua bahan pangan yang berasal dari organisme hidup. Organik sendiri mengacu kesesuatu yang mengandung karbon, seharusnya semua bahan pangan yang mengandung unsur karbon disebut organik. Termasuk bahan pakan yang ditanam dengan pupuk kimia dan mengandung pestisida. Tetapi masyarakat taunya kalau istilah organik berarti bahan pangan yang dibudidayakan secara organik, tanpa petisida atau pupuk buatan.

Pemerintah Amerika Serikat sebagai pelopornya bahan pangan organik menetapkan setandar, bahwa yang disebut organik adalah bahan pangan yang 100% organik atau setidaknya 95% diproduksi tanpa pupuk kimia, insektisida, herbisida, antibiotik, hormon pertumbuhan, radiasi untuk sterilisasi dan hewan yang dimodifikasi genetik.

Bahan pangan organik dibudidayakan menggunakan teknologi alami. Kesuburan tanah dipertahankan dengan pupuk alam, seperti kompos dan pupuk kandang. Dengan pemupukan alami dan tanpa insektisida, populasi cacing tanah meningkat, tanah jadi kaya akan nitrogen sehingga subur secara alami.
Untuk menanggulangi hama, bisa selang-seling setiap jenis tanamannya sehingga serangan hama tanaman tertentu bisa di putus mata rantainya. Penyemprotan juga dilakukan menggunakan anti hama dari alam.
Budidaya secara alami akan menghasilkan bahan pangan tergolong tidak menarik dari sisi permormance.
Seperti yang diutarakan Ali Khomsan, “Bahan pangan organik, terutama sayuran memang mempunyai performance yang tidak menarik. Banyak yang berlubang dimakan ulat dan serangga. Namun dari kualitas cita rasa, pangan organik memang lebih baik.” Sekarang konsumen berhak memilih. Membeli bahan pangan konvensional dengan harga murah namun mengandung residu bahan kimia atau sayuran berpenampilan buruk, mahal tetapi aman bagi kesehatan.

Unggul Dalam Nutrisi
Bahan pangan organik tertentu seperti sayuran dan buah, kandungan mineral lebih baik dibandingkan bahan pangan konvesional. Seperti penuturan Ali Khomsan, beberapa penelitian menunjukan sayuran seperti kubis, selada dan tomat kandungan mineral kalsium, pospor dan magnesium jauh lebih tinggi dibandungkan dengan sayuran anorganik.
Seperti tomat organik, kandungan kalsiumnya 23 mg sedangkan yang bukan hanya 5 mg. Dari sisi cita rasa, bahan pangan organik juga lebih lezat. Sayuran dan buah organik lebih renyah, lebih manis dan tahan lama. Sedangkan yang bukan, kandungan airnya tinggi, sehingga rasanya kurang manis dan lebih cepat busuk.
Sebuah laboratorium independent di Amerika mempunyai fakta berbeda. Penelitian terhadap tepung terigu hasil pertanian organik mengandung 24 % lebih tinggi dibandingkan terigu yang ditanam secara konvensional.

Selain unggul dari sisi nutrisi juga cita rasa, bahan pangan organik juga bebas residu pestisida dan bahan kimia berbahaya. Secara tidak kita sadari, zat ini akan tertimbun terus menerus di dalam tubuh kita. Jangka panjangnya, akan meningkatkan risiko kanker dalam tubuh karena zat tersebut bersifat karsingen penyebab kanker.
Lebih baik mencegah dengan beralih ke bahan pangan organik dari pada kita harus membayar lebih mahal untuk biaya kesehatan akibat sakit yang ditimbulkan. Karenanya, gaya hidub back to nature merupakan solusi tepat bagi Anda yang mau hidup sehat.(sumber: melialapapua.blogspot.com)

 
Katakan Ya untuk Sayur
Ternyata bukan hanya anak kecil yang sulit makan sayur. Orang dewasa pun sering merasa bosan. Padahal sayuran memiliki banyak sekali kandungan bermanfaat
Citarasa sayur memang tidak semenarik daging atau ayam. Tapi, coba kita ingat kandungannya. Sayur-sayuran adalah bahan makanan yang paling sehat. Hanya di dalam sayuran, kita bisa menemukan vitamin, mineral, dan serat secara utuh.
Nilai lebihnya tidak sampai di sana. Sayur memiliki kalori dan karbohidrat rendah. Artinya, kita tidak perlu khawatir kadar gula dalam darah jika mengonsumsi dalam jumlah besar.
Berdasarkan studi yang dilakukan di Jerman, jumlah ideal untuk mengonsumsi sayur adalah tiga porsi setiap harinya. Untuk ketiga porsi tersebut, sebaiknya terdiri dari beragam jenis sayuran.
Walaupun setiap orang memiliki kebutuhan vitamin dan mineral yang beragam, jumlah tiga porsi adalah ukuran rata-rata untuk mencukupi suplai vitamin dan mineral dalam tubuh. Tapi untuk memaksimalkan fungsi sayur dalam tubuh, kita harus mengombinasikannya dengan buah.
“Totalnya, sehari tiga kali mengonsumsi sayur dan dua kali mengonsumsi buah,” ucap Prof. Dr. Ali Khomsan. Guru Besar Pangan dan Gizi di Institut Pertanian Bogor ini menjelaskan, sayur dan buah masing-masing memiliki keunggulan.
Sayur, bermanfaat untuk melancarkan pembuangan feces. Sedangkan buah dapat menjaga kestabilan kolesterol dalam darah.
Bagi mereka yang mengganti sayur dengan buah, Ali menyarankan untuk mengonsumsinya sehari lima kali. “Jika mungkin, buahnya harus bervariasi agar serat yang diperoleh sama dengan konsumsi sayur.”
Penting diingat: jangan sekali-kali menganti sayur hanya dengan minum suplemen atau vitamin. Karena menurut Ali, suplai serat yang diberikan tidak akan bisa menandingi sayur yang asli. Terlebih keragaman gizi yang terdapat dalam label suplemen, tidak sekaya sayur. (SP- preventionindonesia.com)